Penyebab Keselamatan dan Tindakan Pencegahan Kecelakaan Peledakan
Dalam hal keselamatan, kualitas bahan peledak yang kurang memenuhi standar merupakan salah satu faktor penting. Misalnya, jika sensitivitas inisiasi detonator tidak memenuhi standar, menurut penelitian terkait, jika sensitivitas inisiasi berada di bawah nilai standar sebesar 5%, hal tersebut dapat menyebabkan inisiasi.
Kegagalan atau waktu inisiasi yang tidak normal, sehingga menyebabkan kecelakaan peledakan. Langkah pencegahannya adalah dengan mengontrol secara ketat jalur pengadaan material peledakan, memilih produk dari produsen yang memiliki kualifikasi produksi dan kualitas produknya telah disertifikasi oleh pengujian yang berwenang, serta melakukan inspeksi pengambilan sampel pada setiap batch material.
Operasi non-standar juga merupakan penyebab umum keselamatan. Misalnya, selama proses pengisian, jika kerapatan muatan terlalu tinggi atau terlalu rendah, berdasarkan pengalaman, deviasi kerapatan muatan melebihi 10% dari nilai yang ditentukan akan memengaruhi pelepasan energi peledakan, yang mengakibatkan efek peledakan yang tidak terkendali. Langkah pencegahannya adalah dengan memperkuat pelatihan bagi operator peledakan, mewajibkan mereka untuk secara ketat mengikuti prosedur operasi pengisian, pemasangan kabel, dan operasi lainnya, serta melakukan penilaian keterampilan secara berkala.
Survei kondisi geologis yang tidak akurat di lokasi peledakan dapat membahayakan keselamatan. Misalnya, dalam peledakan tambang bawah tanah, jika kekerasan batuan, kekar, dan rekahan tidak dipahami secara akurat, dan perkiraan kekerasan batuan menyimpang lebih dari 20%, hal ini dapat mengakibatkan desain parameter peledakan yang tidak tepat. Langkah pencegahannya adalah dengan menggunakan beberapa metode survei sebelum operasi peledakan, seperti deteksi radar geologi dan analisis pemboran inti, untuk memahami kondisi geologis secara komprehensif dan akurat.
Faktor keselamatan juga mencakup penetapan zona peringatan yang tidak wajar. Jika radius peringatan terlalu kecil, misalnya, ketika jarak lemparan maksimum batu yang beterbangan akibat peledakan seharusnya mencapai 150 meter, tetapi radius peringatan aktualnya hanya 100 meter, hal ini dapat membahayakan personel dan fasilitas di luar zona peringatan. Langkah pencegahannya adalah dengan menghitung zona peringatan secara ilmiah berdasarkan faktor-faktor seperti skala peledakan dan karakteristik batuan, memasang rambu peringatan yang jelas, dan menugaskan personel khusus untuk menangani peringatan.
Kesalahan pada sambungan jaringan peledakan berpotensi menyebabkan kecelakaan. Misalnya, pada jaringan seri, jika terdapat sambungan yang longgar di satu titik yang menyebabkan peningkatan resistansi, menurut prinsip kelistrikan, perubahan resistansi yang melebihi 5% dapat menyebabkan beberapa detonator gagal meledak. Langkah pencegahannya adalah menggunakan instrumen profesional untuk pemeriksaan kontinuitas setelah menyambungkan jaringan peledakan guna memastikan sambungan jaringan sudah benar dan bebas kesalahan.
Kurangnya pertimbangan kondisi cuaca juga dapat menyebabkan masalah keselamatan. Misalnya, melakukan operasi peledakan tambang terbuka saat badai petir dapat memicu ledakan dini akibat petir. Statistik yang relevan menunjukkan bahwa di area rawan petir, kemungkinan ledakan dini dalam peledakan tambang terbuka saat badai petir 30% lebih tinggi daripada saat cuaca normal. Langkah pencegahannya adalah dengan memantau prakiraan cuaca secara ketat dan melarang operasi peledakan saat badai petir atau kondisi cuaca buruk lainnya.
Di antara faktor-faktor keselamatan, penyimpanan material peledakan yang tidak tepat tidak dapat diabaikan. Misalnya, jika kelembapan di lingkungan penyimpanan bahan peledak melebihi nilai yang ditentukan, yaitu 70%, hal tersebut dapat menyebabkan bahan peledak menjadi lembap dan menggumpal, sehingga memengaruhi kinerjanya. Langkah pencegahannya adalah dengan membangun fasilitas penyimpanan yang memenuhi standar keselamatan, mengendalikan kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan di tempat penyimpanan, serta secara berkala memeriksa dan merawat material peledakan yang disimpan.
Skema desain peledakan yang tidak wajar merupakan faktor potensial yang menyebabkan kecelakaan. Misalnya, jika jarak antar lubang peledakan dirancang terlalu besar, melebihi jarak wajar sebesar 20%, hal ini dapat mengakibatkan efek fragmentasi batuan yang buruk, menghasilkan blok batuan besar, dan meningkatkan kesulitan serta risiko keselamatan pada proses selanjutnya. Langkah pencegahannya adalah dengan melibatkan tenaga profesional untuk merancang skema peledakan secara ilmiah dan wajar berdasarkan kondisi di lokasi dan menggandeng para ahli untuk meninjaunya.
Kesadaran keselamatan yang lemah di antara personel juga merupakan bahaya keselamatan. Beberapa operator peledakan tidak mengenakan alat pelindung diri sebagaimana mestinya, seperti helm pengaman dan penyumbat telinga. Menurut statistik kecelakaan, korban jiwa akibat tidak mengenakan alat pelindung diri mencapai sekitar 25% dari total kecelakaan. Langkah pencegahannya adalah dengan memperkuat pendidikan dan pelatihan keselamatan, meningkatkan kesadaran keselamatan operator, menetapkan sistem penghargaan dan hukuman yang ketat, serta mendorong personel untuk mengenakan alat pelindung diri dengan benar.
Faktor keselamatan juga mencakup penilaian lingkungan sekitar yang tidak memadai. Misalnya, ketika melakukan operasi peledakan di dekat area pemukiman, jika dampak getaran peledakan terhadap bangunan tempat tinggal tidak sepenuhnya dipertimbangkan, dan kecepatan getaran peledakan melebihi nilai aman yang ditentukan, yaitu 0,5 cm/s, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan. Langkah pencegahannya adalah melakukan penilaian lingkungan sekitar secara mendetail sebelum peledakan, menerapkan langkah-langkah pengurangan getaran seperti membuat parit peredam getaran, dan memantau getaran peledakan secara langsung (real-time).